Minggu, 29 November 2015

Selepas hujan

Selepas hujan turun
Wangi tanah semerbak
Membawa ketenangan
Membius sukma dalam hening,
Langitpun ikut bergembira
Memancarkan beningnya biru,
Tak luput mengajak
Bunga bunga tuk saling bersapa
Melebarkan kelopaknya,
Memamerkan keindahanya
Berlomba lomba pada pelangi
memikat setiap mata yang melirik
Hingga tak sabar Udara tuk berbisik merdu
Mengusap halus
Membangunkan tangkai tangkai
Yang tertidur
Bersama daun daun
Yang riang terbasuh,
Keindahan yang sederhana
Lukisan yang hidup dalam ingatan
Saat saat dimana
Selepas hujan turun


Sabtu, 21 November 2015

RINDU

Memaksa diri tuk keluar
Pelik yang terpendam
Menarik hati bicara
Berkata kata meneriakan
Rindu,
Layaknya angin sore berhembus ,
Pelan tapi menggetarkan
Membawa hanyut dalam cerita lama
Memasuki gerbang yang bertuliskan
Rindu,
Saat saat dimana mata mengadah
Menerawang langit dengan birunya,
Berandai pada awan tuk menghantarkan
Rindu,
Namun langkah tetap berjalan
Walau tanpa arah,
Kaki kan membimbing menuju
Rindu,
Lelah kini yang tersisa
Menopang beban pada penyangga,
Yang kini merapuh tak dapat menahan
Rindu,
Cukup hari penuh rindu,
hadir dan menemani
Dikala nyata tak seindah fana.

If i were a boy

Sometimes i wish..
If i were a boy
I dont need be worries
Of Everything,
Being simple
Stay cool
And make a fool
I dont get moody of period
I dont get hurt of waiting
And doubting
I could fight
I could be strong
And not easy to fallin the tears
Of problem

Sometimes i wish..
If i were a boy
I never been thought that
Sometimes i wish,

If i were a boy

Senin, 16 November 2015

Cerita langit

Langit berubah kelam,
Benar benar hitam pekat,
Disertai Bising guntur,
Seakan langit akan runtuh,
Cahaya yang mengkilat pun
Membutakan sukma,
Seketika Langit menangis sejadi jadinya,
Mengeluarkan seluruh ke
sedihan,
Langit bercerita melalui tangisnya
Dan langit marah melalui kilatanya
Berteriak, kencang dan lantang
Berseru pada manusia,
"Sadarlah akan kerusakan yang kalian perbuat, tak puaskah kalian menyakitiku, kalian selalu saja salahkan aku atas perbuatan kalian, sungguh laknat! "
Langit kembali tersendu sendu
Tak bisa menahan sakit yang tertahan,
Sampai kemudian terisak,
Dan berdiskusi pada matahari,
"Matahari ku sudah cukup menangis, bisakah kau hibur aku, biarkanlah aku menghangat ,mungkin aku terlalu kasar hingga membuat mereka takut, aku tak ingin dibenci mereka wahai matahari ".
Ooh langit
Langit yang malang


Senin, 09 November 2015

Segelas es Teh

"Segelas es teh
Menggoda dikala terik
Butiran butiran yg mengembun
Meliuk manis bak tetesan embun
Sungguh sungguh membasahi dahaga"

Filosofi segelas es teh
Sang penghibur kegundahan,
Di saat para pemimpi mampir kekedai kopi
Apalah daya pekerja yang berdesakan dikedai warteg
Memesan senampan besar nasi beserta lauk pauk
dan segelas es teh,
Paduan nikmat dan murah meriah
Tak perlu bergaya
Tak perlu wewangian
Cukup dengan pakaian ala kadarnya
Berpadu aroma perjuangan
Segelas penuh,
Dapat memaniskan kehidupan kelam dibaliknya
Mendinginkan amarah yang tertahan
Dan menawarkan kesedihan setelahnya,
Dengarkan, Segelas es teh juga punya cerita,
Cerita tentang kemanusiaan,
Kepedihan, kesengsaraan
Patah hati , lelah, dan juga kehausan,
Perhatikan, segelas es teh juga punya daya tarik,
Dinginya, manisnya, tawarnya dan ikhlasnya
Segelas es teh
Nikmat dan segar

Minggu, 08 November 2015

Love story


Fairy tale telling the story
the next episode of my story ones
But It depend on the favorite part
Such like the cappuccino and espresso ,
it could be bitter and sweet
Then my part is when the story begin,
from the uncertain meeting
When fate bring for being the circle
Standing in corner
While always catch the gesture
focus on reflection and
Looking from back
Never let everybody knows,
Body telling yes
Doubting, struggling, wondering, falling
Over and over again
Sometimes minds telling no
Feels like the spring gonna come
And suddenly change into summer
And missing part of rain
Then the snow winter coming without alert
and falling the leaves soon like in autumn,
But be pretend from no,
Which will always back to the spring
When the flowers growing beauty
When the river flow slowly
And the butterfly flying and stop in stomach
looking for the sun shining in the cloudy day,
Wishing that day never end,
Imagine to stuck in forest
When there's no body there
until wake up from wildest dream
And praying that the ropes allied be one
From the long journey of waiting
When the desire of having
Skip in fact of the times
The destiny will answer
Its never be for someone else
When it definitely for you

Sabtu, 07 November 2015

Hujan ditengah kota


Menelusuri seantero kota tuk bertemu sosoknya yang kurindukan,
yang membawa keteduhan ditengah teriknya hari,
kudapati ku berlari tanpa arah, ku berbelok, ku melewati kanal kanal yg pekat dan ku berlari menaiki tangga tangga kota,
Penuh peluh sudah tubuhku, terlalu bersemangat untuk menemuinya setelah penantian panjang,
Tak pernah ku bayangkan bagaimana sosok itu
Tak pernah kutahu bagaimana dia datang,
Tak pernah kusadari dia telah mengetuk, oh tidak dia mendobraknya
Ya hingga pintu rapat yang mengarat itu terbuka lebar untuknya,
Kini langkahku berbisik , tak ingin mengganggu sosok yang berdiri di ujung jalan kota,
Dengan tuxedo dan sepatu oxford maroonya,
Terlihat lekukan dari bahu bidangnya
Yang memberi kesan kokoh pada tubuh tinggi tegapnya, satu kata "mempesona"
Kini satu langkah kian mendekat,
Di tengah kota yang hangat mulai terasa dingin,
Akankah sedingin ini
Ditengah kota saat hujan
Disaat bertemu tatap


.