ku bertanya padamu
Deadline mana yang penting buatmu?
laporan kerjamu apa shalat Mu?
kamu jawab laporan mu lebih penting
aku tanya kembali saudaraku
bagaimana jika kamu meninggal semenit kemudian?
kamu jawab yaudah tinggal meninggal saja
wahai saudaraku,
bagus kamu tidak takut kematian atas seizin tuhanku akupun demikian
tapi apa kamu sudah yakin keselamatanmu?
jika shalat saja engkau sengaja kesampingkan
apakah kamu sudah takut Pada Tuhanmu?
Siapa tuhanmu saudaraku?
wahai saudaraku,
engkau aku beri pernyataan
sudah habis pertanyaan untukmu
aku katakan padamu
engkau memesan perempuan sewaan
untuk memenuhi syahwatmu
untukmu yang pernah menikah
kamu jawab tidak pernah
dan engkau balikan pernyataanku
aku menuduhmu, menjudge mu
aku tak pantas menuduhmu
kamu pun menasihatiku
tak pantas aku sholat tapi menuduh orang lain, kamu berkata itu dosa
wahai saudaraku,
aku bersyukur jika memang pernyataan
yang ku lempar tidak kamu lakukan
aku bersyukur engkau mengerti dosa
kamu pun menasihatiku agar aku terhindar dari dosa
lantas beritahu caramu untuk menasihatimu
untuk shalat dan hidupmu yang ku saksikan
tak ada aturan dan menggampangkan
hidup yang berharga,
sementara engkau katakan
ini Urusan Hidupku, tidak ada Urusanya dengan Hidupmu
jujur, memang tak ada urusanya sama sekali hidupku dengan hidupmu selain darah yang mengalir ini sebagai kakakmu,
selain aku kakakmu yang terganggu engkau merokok lebih dari sebungkus sehari
merokok di kamar ber AC dan tidak dibersihkan
selain aku kakakmu yang terganggu engkau seringnya bergadang, minum kopi dan minuman manis
coba pikir bila aku mengkhawatirkan ginjal dan paru mu yang menyedihkan itu dan masa depanmu,
aku kakakmu yang tersadar ibadah dan belajar dari pengalamanya dahulu
dan melihatmu yang masih tak tahu arah hidup dan tujuan hidupmu
aku kakakmu yang kesal jika engkau pulang berbau tidak enak, jatuh dari motor, pakaian kotor dan tertidur karena habis minum
kutahu darimana kamu minum
bau minuman dari pakaian mu
bau minuman yang tak sedap itu !
tidak penting hidupmu untuk aku mengurusi Hidupmu saudaraku
kamu berkata kita sudah dewasa
sementara kamu berbuat semena mena pada dirimu sendiri
tak pedulimu mengurusi Hidupmu dan
caramu mengurusi hidupmu
tingkahmu seperti iblis yang hanya sengaja
memercikan api dari kelakuanmu
aku berkata bereskan kamarmu
kamu tidak menggubris
aku berkata jangan merokok dikamar, bau!
kamu tidak menggubris dan semakin merokok
tanganmu yang tidak terampil
berserakan berantakan seperti hidupmu yang berantakan tidak teratur
hidupmu yang hanya untuk tampil diluar
banyak mengobrol membuatmu
sering bicara melantur
kejujuran sudah tidak ada dikamusmu
berlaga bos tapi budak dalam ego mu sendiri
berlaga bos tapi kacung dari orang lain yang tertawa saat kamu merusak hidupmu
hanya membuatku keheranan
aku saja belajar bicara darimu
yang mencoba membalikan kata kataku
memang dosa ditanggung masing - masing
aku mengerti yang kamu lakukan merusak dirimu, jiwamu dan kesehatan tubuhmu
sebagai kakak yang tidak harusnya peduli urusan hidupmu dan muak melihat keadaanmu yang berantakan
cobalah kamu mengerti betapa baiknya
jika engkau berubah menata hidupmu
peduli dirimu, untuk kepentinganmu,
bukan kepentinganku !
itu urusan hidupmu kan
bukan aku sepantasnya mataku melihatmu sebagai adik daripada orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar